Rabu, 24 Februari 2016

Makam keramat Mbah Siti Chalimah

Ketika "'Menjelajah'' ingin kusematkan sebagai nama tengahku, ternyata sebutan itu belumlah cukup kusandang. Sebagai anak yang tidak bisa berhenti bergerak, aku terbiasa menjelajah. Aku dan sahabatku, bisa punya kegiatan gila jalan-jalan ke Kota Kudus untuk membeli kain agar bisa membuat baju seragam bertiga. Atau sengaja jalan kaki tanpa arah dan akhirnya meminta bantuan truk untuk ditumpangi pulang. Yang paling sering, menyambangi rumah teman yang sedang panen buah tertentu atau membuat makanan tertentu untuk sedekah bumi. Bahkan membuat pesta reuni kelas dengan mengarungi laut bermain di pulau tak berpenghuni.

Setelah 43 tahun umurku, aku baru tahu kalau di tempatku ada makam keramat. Makam seorang perempuan yang konon berasal dari Ternate dan murid dari Sunan Bonang.

Sayangnya sejarah perempuan istimewa ini sangat samar terbaca. Tidak ada cerita lisan, kecuali mitos-mitos akan kehadirannya lewat mimpi-mimpi sang juru kunci, apalagi cerita tertulisnya.

Kesamaran ceritanya berbanding terbalik dengan keajaiban makamnya. Makam Perempuan yang dikeramatkan ini dikitari oleh enam pohon giant, (kalau raksasa kurang mewakili kebesarannya). Empat diantaranya sangat dekat dengan makam. Ajaibnya akar pohon-pohon tersebut selalu menghindar dari jasad Mbah Chalimah disemayamkan.

Meskipun tidak banyak pemberitaan tentang keberadaan makam ini, tetapi peziarah yang datang berasal dari berbagai pelosok negeri. Menurut sang juru kunci, kedatangan mereka sebagian berasal dari isyarat mimpi. Mereka datang bertawassul atas rasa syukur, atas do'a dan harapan.

Makam yang terletak persis dipinggir pantai Desa Tanjungan tersebut saat ini berada dalam satu kompleks dengan madrasah diniyah dan masjid.  (Ida 25 pebruari 2016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar