Sabtu, 02 Maret 2019

Kafir

Tahu terminologi kafir dzimmi dan kafir harbi sejak Aliyah, yang disampaikan oleh guru Fiqh. Tetapi sejak dulu sampai sekarang terminologi itu tidak pernah memperngaruhi cara pandangku terhadap orang-orang beda agama disekitarku. Buatku mereka ya sama saja denganku yang punya jalan keselamatannya sendiri. Karena buatku Tuhan bisa didekati dengan berbagai cara.
Terminologi kafir harbi (yang harus diperangi) malah muncul sebagai respon kelakuan para teroris, para koruptor yang ngerti agama tapi tidak merasa berdosa. Jangan-jangan mereka sedang merasa di Negara yang mereka kategorikan sebagai kafir harbi?
Buatku, inilah justru urgensi keputusan Munas NU tentang sebutan kafir kemaren menemukan urgensinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar