Kamis, 07 Mei 2015

Lari dan lari

Senang melakukan kegiatan fisik. Siapa anak di desaku yang tidak begitu? Berenang di laut, berburu kacang mede pohon-pohon jambu mede di kuburan, bersepeda puluhan kilometer hanya untuk bisa ''ngopra'' (makan semangka yang diambil biji kwacinya sepuasnya) di sawah-sawah petani semangka demak, bermain yeye (permainan melompati jalinan karet gelang), gobak sodor, markas dan masih banyak lagi. Akupun begitu. Aku mampu melompat setinggi duakali tinggi tubuhku, bahkan naik pohon kelapa.

Tetapi seiring waktu kesukaan melakukan kegiatan fisik itu terhenti karena banyak hal. Ketika remaja, sekolah yang baru dan lingkungan yang berbeda dan tidak menyediakan lahan bermain seperti waktu kecil, rasa malu, dan masih banyak alasan lain yang menyebabkan kegiatan fisik itu terhenti.

Sampai waktu yang cukup lama kegiatan fisik itu berhenti. Timbunan lemak makin memberati tubuh. Lalu kesempatan itu mulai muncul ketika anak-anak sudah mulai besar.  Dan yang paling penting adalah mengalahkan diri sendiri. Mengalahkan kemalasan bangun pagi, mengalahkan kekhawatiran akan kejahatan yang mungkin terjadi di jalan, mengalahkan rasa menghawatirkan pikiran orang.

Olah raga yang saat ini paling murah dan mudah dilakukan adalah lari. Lari keliling kompleks. Track yang bisa dilalui cukup panjang, jadi sangat tergantung kepada kemauan dan kemampuan fisik mengikuti track lari itu. Aku cukup 1,5 KM saja, 10 menit tiap pagi. Bangun pukul 04.00, mempersiapkan diri untuk lari, sholat subuh dan langsung lari. Cukup 10 menit.

Ketika beberapa minggu dijalani, semua terasa ringan dan nyaman. Pada kesempatan pertama mengikuti marathon runmask, 3 km etape pertama bisa aku lalui dengan baik, sisanya jalan kaki. Tapi ketika mengikuti marathon lagi yang diselenggarakan dalam rangkan ulang tahun Uni Eropa 5,3 km berhasil kutempuh dalam waktu 40 menit, tanpa berhenti lari.

Yang terpenting adalah menjaga konsistensi. Kemauan untuk sehat harus juga didukung oleh kemauan keras untuk mengalahkan kemalasan. Kemalasan bangun pagi, kemalasan sendirian, kemalasan mengatasi rasa malu dan kemalasan yang selama ini dijadikan permakluman. 21 mei 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar