Selasa, 18 September 2018

Papa dan pertanyaan tentang menstruasi

Saya Ibu bekerja,  dan pekerjaan saya beberapa kali harus berada di luar daerah yang menyebabkan saya jauh dari keluarga. 
Karena itulah kualitas kedekatan anak perempuan saya yang saat ini berusia 10 tahun dengan ayahnya lebih kental dibanding dengan saya
.
Selain sering tidak berada di rumah,  cara saya dididik dulu juga berbeda dengan cara suami di didik.  Jadilah saya simbol penegak disiplin dan suami saya simbol pembebas.  Saya pengatur uang ketat, suami saya loma (murah hati).
Jadilah suami saya lebih dekat kepada anaknya, terutama jika minta uang jajan tambahan atau minta diajak jalan-jalan. 
Anak perempuan saya paling dekat dengan Bapaknya.  Sebenarnya kedekatan itu juga disebabkan oleh keyakinan gender yang tumbuh di masyarakatnya bahwa "anak perempuan adalah anak ayahnya hanya sampai mereka menikah dan anak laki-laki akan selamanya jadi anak Ibunya". Sampai sekarang sayapun tidak faham maksudnya apa.  Seringkali saya ingin membantah misalnya dengan berkata "ya jangan kawinkan anak perempuanmu,  biar selamanya jadi anakmu". Tapi saya tidak pernah tega,  takut jadi doa mustajab,  sementara itu bukan pilihan anak saya misalnya. 
Benar saja,  beberapa waktu lalu ayahnya dibuat bingung,  ketika anak perempuannya bertanya "Pa tanda-tandanya kalau menstruasi itu seperti apa sih?"
Ayahnya hanya bengong dan tersenyum geli,  "nanti kalau ada mama,  tanya mama saja.  Papa tidak tahu" Jawabnya.  Maka kami kehilangan moment memberikan penjelasan tentang alat dan fungsi reproduksi.
Sendang,  29 januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar