Sabtu, 11 April 2015

Nusa Tenggara Barat

Nusa Tenggara Barat, Propinsi ini yang menjadi bagian gugusan pulau-pulau kecil menyambung dari Bali, sampai NTT, biasanya disebut sebagai Sunda Kecil. Di Propinsi inilah Tambora gunung api paling bersejarah yang konon mengubah wajah eropa hingga saat ini, membuat Indonesia dikenal sedunia. Gunung berapi dahsyat ini, letusan dahsyatnya 200 tahun lalu, ya g menyebabkan bumi gelap gulita oleh debunya selama beberapa waktu, menjadikan bencana yang menghentikan napoleon yang akan menginvasi Inggris. Dalam bencana itu juga memusnahkan h peradaban.

Tambora juga seringkali disebut sebagai penanda atlantis sebagaimana dikisahkan plato dalam bukunya. Dua pilar, gunung berapi besar yang di duga adalah krakatau dan tambora yang letusannya melantakkan dunia dalam kepingan-kepingan kecil, sehingga atlantis itu lenyap. Lalu banyak ahli membuat teori untuk meyakinkan bahwa atlantis itu adalah Indonesia. Belum lagi ketika dikaitkan dengan temuan perahu nuh yang ternyata terbuat dari kayu jati yang tumbuh di jawa.

Menapaki pulau-pulau kecil, selalu memberikan suguhan pemandangan surga. Berbeda dengan sumba yang terhampar savana, rupanya Tambora, rinjani menyuburkan tanah Lombok, Dompu dan pulau-pulau lainnya di NTB, sehingga air, pohon dan udara lebih terasa sejuk. Lahan pertanian dan perkebunan menghijau subur.

Lalu apakah kesuburan itu menyejahterakan? Itu juga yang sampai saat ini belum terfahami. Dengan potensi sumber alam yang melimpah baik di daratan ataupun di lautan, NTB memberikan banyak cerita tragis tentang perjuangan perempuan bekerja di negeri orang sebagai TKW. NTB juga membawa cerita sedih anak-anak indo hasil perkosaan. NTB juga memberi cerita tentang angka perkawinan anak yang menempati posisi tinggi di Indonesia. NTB juga memberikan banyak cerita tentang punggawa-punggawa yang memanfaatkan kemelaratan dan kebodohan rakyatnya untuk mengeruk keuntungan.

Ada seorang bapak yang dengan bangg menceritakan bahwa dia sudah sadar gender, karen lebih senang punya anak perempuan. Rupanya sang bapak merasa memiliki pundi-pundi uang, karena setelah usia 15 tahun dia sudah bisa mengirimkan anaknya untuk menjadi TKW. Perjuangan perempuan untuk mengais rejeki ini telah menghasilkan putaran uang yang tinggi di NTB, setidaknya 2.... sehari remitance yang dikirimkan dari luar negeri. Tetapi, penghargaan dan perlindungan terhadap nasip mereka tidak diberikan. Kasus-kasus perkosaan sampai kematian belum memberi pelajaran apapun bagi penguasa negeri ini untuk memastikan bahwa warganya aman bekerja di negara tujuan, memastikan bahwa PJTKI dan kepala-kepala desa, dinas tenaga kerja memastikan bahwa mereka memang benar-benar sudah siap bekerja. 

Disebuah kampung kecil di Kabupaten Lombok Utara, sedikitnya ada lima anak hasil perkosaan dengan beragam warna kulit. Yang putih mereka memanggil dengan nama stigma arab, atau yordan, yang hitam mereka panggil dengan stigma India, negro dan lainnya.
Anak-anak yang justru seharusnya berada dalam dekap perlindungan orang tuanya, justru harus kehilangan keduanya, karena ayahnya adalah pemerkosa ibunya, dan Ibunya, karena stigma masyarakat memilih terus menjadi buruh migran, meski dia tahu persis itu tidak aman.
Ketika anak-anak ditempat lain menikmati  masa remajanya, anak-anak remaja di NTB terjebak dalam pernikahan muda, entah karena alasan ekonomi, alasan menjaga kehormatan keluarga,  alasan cinta dan sudah jodoh, anak-anak muda ini kehilangan masa bermainnya, kehilangan peluang mendapat pendidikan, kehilangan kesempatan mematangkan diri dengan cara yang sewajarnya. Banyak diantara mereka yang tiba-tiba harus masuk dalam dunia orang dewasa, menjadi orang tua muda.

Menarik pungutan untuk mengurus sendiri kartu jamkesmas dengan memberikan surat keterangan miskin, menarik pungutan untuk mengurs ktp, menarik pungutan dalam pengurusan akte kelahiran dan masih banyak lagi, banyak sekali dilakukan oleh lembaga-lembaga yang seharusnya memberikan layanan publik. Hadir untuk rakyat dan melayani rakyat. 

Ditengah-tengah situasi getir itu, banyak anak-anak muda produktif yang tidak memiliki peluang kerja dan menjalani hari-harinya dengan nongkrong dan pergaulan yang negatif. 



-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar